-
Discover
-
Spotlight
- Jelajahi Orang
AMBON, BERITAKOTAAMBON.ID - Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) lingkup Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ambon diberikan penguatan moderasi beragama dan Sosialisasi SKB dua menteri oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Ambon.
Suasana damai dan penuh kekeluargaan, terlihat dalam kegiatan yang dipusatkan di aula kantor Kemenag kota Ambon, Selasa (29/7).
Kegiatan ini bukan sekadar forum formal, melainkan menjadi momentum bersama untuk meneguhkan komitmen menjaga kerukunan dalam keberagaman.
Dihadiri para tokoh lintas iman dari berbagai organisasi keagamaan di Kota Ambon, kegiatan ini menjadi wujud nyata semangat persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk.
Kepala Kantor Kemenag Kota Ambon, Fachrurrazy Hasanusi, membuka kegiatan secara resmi. Dalam arahannya, ia menekankan bahwa penyuluh agama memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, cinta damai, dan moderasi di tengah masyarakat.
“Moderasi beragama adalah pondasi penting dalam menjaga harmoni sosial. Agama hadir untuk menebar kasih, bukan memecah belah. Kita semua punya tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber konflik,” ungkap Fachrurrazy.Selasa(29/7)
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara FKUB, penyuluh lintas agama, dan aparatur Kemenag dalam menghadirkan solusi atas tantangan keberagaman.
“Forum ini harus menjadi ruang dialog, bukan hanya ceramah satu arah. Kita perlu mendengar langsung suara penyuluh di lapangan, yang bersentuhan dengan dinamika masyarakat setiap hari,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Ambon, Husein Sahiri, dalam paparannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ASN dan P3K lintas agama tentang isi dan semangat SKB Dua Menteri, sekaligus memperkuat penghayatan atas pentingnya moderasi beragama.
“Kami ingin agar ASN dan P3K menjadi agen kerukunan. Mereka harus mampu mengamalkan nilai-nilai toleransi dalam tugas sehari-hari, serta menjadi teladan dalam membangun harmoni di tengah masyarakat,” ujarnya.
Diketahui, kegiatan ini diikuti oleh 17 peserta dari berbagai latar belakang agama dan organisasi keagamaan, antara lain MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan komunitas agama lokal dari berbagai wilayah di Pulau Ambon. (RHM)