Bantah Tudingan Atur Lapak Mardika, Alfarizi Tegaskan Jangan Seret Nama Gubernur

39

AMBON, BERITAKOTAAMBON.ID - Geram lantaran difitnah mengotak atik lapak pedagang di Pasar Mardika, Salman Alfarisi angkat bicara.

Kepada wartawan, Selasa (28/10/2025), Alfarisi menegaskan, isu yang dimainkan sejumlah oknum itu dilakukan untuk menyebarkan fitnah yang tidak mendasar.

Ia bahkan mengancam, akan mempolisikan beberapa oknum tersebut, lantaran ikut menyeret nama Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa dalam persoalan itu.

"Saya mau tegaskan, ada pemberitaan di salah satu media online lokal, yang menuding saya mengotak-atik lapak pedagang di Pasar Mardika, karena orang dekatnya pak Gubernur. Ini adalah fitnah yang tidak mendasar," tegas Alfarisi.

"Saya tidak pernah dikonfirmasi oleh media tersebut. Maka itu, saya akan ambil jalur hukum terhadap oknum-oknum yang telah menyebarkan fitnah terhadap saya dan nama baik Pak Gubernur," tambahnya.

Ia menjelaskan, dalam pemberitaan itu, Ia dituduh sebagai orang suruhan untuk menarik uang dari salah satu pedagang sebesar Rp 1 juga rupiah. Padahal, hal itu tidak pernah dilakukan.

Menurutnya, peristiwa sebenarnya yang terjadi, adalah perdebatan salah seorang pedagang bernama Sartini, yang hendak diusir dari lapaknya secara paksa oleh oknum yang mengklaim bahwa wilayah di depan gedung Pasar Mardika adalah miliknya.

"Jadi yang terjadi itu soal perdebatan tempat jualan itu. Dan tidak pernah ada transaksi yang seperti yang diberitakan," tegas dia

"Soal uang satu juta yang disebutkan, itu hanya dalih yang disampaikan Mat. Itu dilakukan supaya menenangkan situasi, agar ibu Sartini ini tidak diusir dari lapaknya. Tapi faktanya tidak ada transaksi apapun," tambahnya.

Ia menilai, pemberitaan yang menyebutkan ajudan dan nama Gubernur Maluku adalah tindakan yang keliru. Sebab, keduanya sama sekali tidak pernah terlibat atau mencampuri persoalan lapak pedagang yang ada di Gedung Pasar Mardika

"Jadi syaa tegaskan kembali, persoalan ini tidak ada kaitannya dengan pak Gubernur maupun dengan ajudannya. Jangan bawa-bawa pak Gubernur dan ajudan dalam persoalan ini," pesannya.

Menurutnya, Gubernur Maluku sementara fokus terhadap penataan Pasar Mardika. Agar seluruh pedagang bisa berjualan dengan aman dan tertib tanpa pungutan liar.

"Selama ini pak Gubernur sangat perhatian terhadap kondisi pasar Mardika. Jadi sangat tidak benar jika ada oknum yang menyeret nama pak Gubernur," sesalnya.

Tempat yang sama, Sartini, salah satu pedagang Mardika, ikut membenarkan penjelasan yang disampaikan Alfarisi.

Menurut Sartini, soal uang yang disebutkan itu tidak pernah Ia berikan. Namun Ia sangat berterima kasih dengan alasan yang disampaikan Mat soal uang yang katanya Ia berikan. Sebab, Ia tertolong dan tidak diusir paksa dari lapaknya.

"Beta (saya) ini cuma pedagang cili tomat. Keuntungan tidak seberapa. Bahkan mau ambil barang itu utang dulu, nanti baru bayar kalau sudah laku. Bagaimana bisa bayar satu juta buat lapak, sementara keuntungan cuma berapa," tuturya.

“Intinya, beta tidak pernah kasih uang satu juta atau berapa pun. Kakak Mat (Ahmad Marasabessy) cuma bilang begitu supaya beta tidak disuruh keluar dari tempat jualan,” tegas Sartini.

Hal senada disampaikan Mat Marasabessy. Menurutnya, ucapan yang disampaikan soal uang 1 juta, itu dilakukan agar temannya itu tidak diusir dari tempat jualannya.

Ia juga menyebutkan, persoalan yang terjadi murni perdebatan soal lapak pedagang, dan tidak ada kaitannya dengan Gubernur Maluku maupun ajudannya.

“Ini murni persoalan pedagang. Saya tidak pernah bawa-bawa nama Gubernur. Soal uang satu juta itu cuma ucapan saja, supaya teman pedagang tidak diusir," tutupnya.

Sekedar tahu, dalam pemberitaan tanpa konfirmasi itu, Salman Alfarisi dituding sebagai salah satu orang dekat Gubernur yang sering mengotak-atik lapak pedagang.

Sementara Mat, dituding sebagai orang suruhan Alfarisi yang merupakan ajudan Gubernur Maluku.

Dimana Mat yang akan mengatur siapa saja pedagang yang berjualan di Gedung Pasar Mardika, dengan bayaran Rp 1 juta per lapak. (IAN)