-
Discover
-
Spotlight
- Jelajahi Orang
AMBON,BERITAKOTAAMBON.ID - Perum Bulog Wilayah Maluku dan Maluku Utara terus mengintensifkan upaya menjaga ketersediaan pangan, dengan menyerap hasil panen petani lokal.
Sepanjang Mei 2025, Bulog mencatat total serapan beras mencapai 1.195.600 kg atau setara 1.200,37 ton, dan serapan gabah sebesar 78.049 kg.
"Serapan ini tersebar di tiga sentra pertanian utama, yaitu, Kabupaten Buru, Seram Bagian Barat (SBB), dan Maluku Tengah," ungkap Manager Operasional Bulog Maluku-Malut, Jefry Tanasy, Selasa (10/6).
Tanasy mengatakan, seluruh stok beras di gudang Bulog masih dalam kondisi layak konsumsi. Meski ada perbedaan kualitas antara beras impor dan beras lokal, namun beras dalam negeri tetap memenuhi standar ketahanan pangan.
"Beras impor sebelumnya memiliki broken 5 persen. Sementara beras lokal berada di kisaran broken 20 hingga 25 pesen, namun tetap layak untuk dikonsumsi masyarakat," ujarnya.
Langkah itu, katanya, selaras dengan kebijakan pemerintah yang mulai menghentikan impor beras dan fokus pada penyerapan hasil pertanian dalam negeri, untuk mendukung kedaulatan pangan nasional.
Dikatakan, hingga Juni 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara, tercatat mencapai 19.593 ton. Rinciannya, Provinsi Maluku menyimpan 15.323 ton, sementara Provinsi Maluku Utara sebanyak 4.270 ton.
"Stok ini disiapkan untuk tiga sasaran utama, yakni, bantuan pangan bagi masyarakat miskin, stabilisasi harga, dan penanggulangan bencana alam," jelas Tanasy.
Bulog juga turut ambil bagian dalam penyaluran program bantuan pangan, yang menggantikan program Raskin/Sembako sebelumnya. Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) akan mendapatkan bantuan beras 10 kg per bulan, secara gratis.
Meski program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sempat dihentikan sejak Maret, namun Tanasy mengonfirmasi bahwa pemerintah sedang menyiapkan penyaluran bantuan pangan baru yang akan segera diluncurkan. Penyaluran dilakukan melalui kerja sama dengan PT Pos Indonesia sebagai mitra distribusi resmi.
Untuk memperkuat stok beras nasional, lanjutnya, Bulog juga mulai menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani lokal, dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg. Penyerapan dilakukan langsung di titik panen, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan TNI.
Langkah ini diharapkan mampu mempercepat distribusi dan mendukung stabilisasi pasokan dalam negeri, terlebih menjelang diberlakukannya larangan impor beras pada 2025.(RHM)