-
Discover
-
Spotlight
- Jelajahi Orang
AMBON, BERITAKOTAAMBON.ID - Jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur mengalami peningkatan di Kota Ambon.
Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Masyarakat dan Desa (DP3AMD) Kota Ambon, menyebutkan, tingkat kekerasan seksual per semester tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan data kasus di 2024 lalu.
Pada Januari-Juni 2025, kasus setubuhui anak dibawah umur mencapai 17 kasus. Kemudian cabuli anak mencapai 13 kasus.
Sementara data kasus Januari-Juni hingga Juli-Desember 2024, totalnya mencapai 23 kasus setubuhi anak di bawah umur. Kemudian cabuli anak 12 kasus.
"Untuk 2024 sampai 2025, per semester memang ada kenaikan. Tapi bicara kekerasan terhadap anak, kasus yang paling tinggi adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak," terang Kepala DP3AMD Kota Ambon, Meggy Lekatompessy, kepada media ini, usai Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, di SMP Negeri 2 Ambon, Kamis (7/8).
Dikatakan, Tim Penggerak-Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Ambon bersama dinasnya sementara melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya dengan mensosialisasikan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak di lingkungan sekolah.
"Tujuannya, memberikan pemahaman kepada anak-anak. Karena kekerasan seksual terjadi bukan hanya secara langsung, tapi bisa dimungkinkan terjadi secara online. Makanya penting bagi anak memahami bahwa kekerasan bisa terjadi dalam berbagai bentuk," ujarnya.
Dalam paparannya, Meggy juga menjelaskan terkait literasi digital dan kekerasan berbasis online. Bahwa kekerasan seksual berbasis online merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan melalui platform digital, seperti media sosial, pesan instan, atau situs web.
Dimana, kekerasan seksual berbasis online adalah tindakan yang serius dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada korban, sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan.
"Bukan saja ke anak perempuan, namun kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak laki-laki. Kekerasan seksual terhadap anak laki-laki dapat memiliki dampak yang serius dan jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik mereka,"
"Tagal itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kekerasan seksual terhadap anak laki-laki dan menyediakan dukungan yang tepat untuk korban," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena, dalam peparan materinya juga menjelaskan, terkait pola asuh pembentukan karakter anak dan pencegahan kekerasan.
"Pola asuh atau parenting adalah cara orang tua mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anak mereka. Pola asuh yang efektif dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik, emosi, maupun sosial," terang Lisa.
"Setiap jenis pola asuh dapat memiliki dampak yang berbeda pada anak-anak, dan penting untuk menemukan pola asuh yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak," pungkasnya.(UPE)