SPMB MTs 1 Malteng Ringankan Orang Tua

15
"Sekolah Terapkan Pendaftaran Ramah Biaya, Seragam Diserahkan ke Orang Tua"Di tengah kekhawatiran banyak orang tua soal biaya masuk sekolah, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Maluku Tengah justru hadir dengan kebijakan menyejukkan. Dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026, MTsN 1 Malteng memastikan tidak ada pungutan yang membebani, baik untuk biaya pendaftaran maupun pengadaan seragam.Kepala MTsN 1 Malteng, Amin, menegaskan bahwa pihaknya menjadikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai acuan utama bahwa pendidikan dasar harus bebas dari pungutan.“Kami sudah rapat bersama orang tua, dan sepakat tidak ada biaya yang memberatkan. Ini sesuai dengan aturan MK,” tegas Amin, Sabtu (12/4).Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, madrasah hanya menerima iuran sukarela dari komite sebesar Rp10.000 per bulan. Dana ini murni digunakan untuk membantu guru-guru honor yang belum terangkat sebagai PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).“Saat ini masih ada lima guru honor yang belum masuk PPPK. Dana komite kami alokasikan untuk bantu transportasi mereka,” ujar Amin.Uniknya, iuran ini bisa saja dihapus jika ke depan tidak ada lagi guru honor.“Kalau sudah tidak ada guru honor, otomatis tidak ada pungutan apa pun. Karena prinsip kami jelas: tidak membebani orang tua,” tambahnya.Amin menyebut iuran tersebut bahkan termasuk yang paling murah di Maluku, bahkan mungkin secara nasional.Soal seragam, MTsN 1 Malteng juga menerapkan kebijakan yang sangat fleksibel. Orang tua diberikan kebebasan penuh untuk membeli seragam putih-biru dan Pramuka di luar, asalkan sesuai ketentuan sekolah."Kami sadar kondisi ekonomi masyarakat berbeda-beda. Untuk itu, seragam dasar boleh dibeli di mana saja. Hanya seragam khas sekolah seperti batik dan olahraga yang kami siapkan lewat pemesanan kolektif,” jelasnya.Langkah ini dinilai sebagai bentuk nyata keberpihakan madrasah kepada rakyat kecil memberi pendidikan yang layak tanpa membebani.Amin berharap kebijakan ramah biaya ini bisa mendorong semakin banyak siswa dari semua lapisan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tanpa hambatan ekonomi.> “Madrasah negeri harus jadi contoh. Jangan sampai anak putus sekolah hanya karena tak sanggup bayar seragam atau iuran,” pungkasnya.Dengan pendekatan yang empatik dan inklusif ini, MTsN 1 Malteng membuktikan bahwa pendidikan berkualitas bisa tetap terjangkau dan manusiawi. (RHM)
'); });