Walikota Ambon Hadiri Panas Gandong Amalopu

12

AMBON, BERITAKOTAAMBON.ID - Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena hadiri ritual adat Panas Gandong Amalopu (Amakele-Lopurisa) antara Negeri Rutong, Kecamatan Leitisel, Kota Ambon dengan Negeri Rumahkay, Kabupaten Serang Bagian Barat (SBB).  

Kegiatan yang berlangsung di Negeri Rumakay sejak 18 hingga 21 Maret besok, Wattimena juga hadir sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Walikota merasa bersyukur karena lewat para leluhur yang telah mewariskan hal-hal yang baik, Ia dapat hadir dalam kegiatan adat tersebut.

Menurutnya, Pemerintah kota Ambon hadir karena ikatan gandong dua negeri kakak dan adik kandung, dimana adik berasal dari pulau Ambon Nusa Aponno dan yang kakak berasal dari Nusa Ina.

"Dengan demikian, kita ada di sini (Rumakay), memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menginisiasi kegiatan panas gandong hari ini (kemarin)," imbuhnya.

Dijelaskan, Panas gandong maupun Panas Pela yang merupakan warisan para leluhur, harus selalu dilestarikan dan dipelihara. Dimana itu membuktikan bahwa orang tua dulu atau leluhur sebelumya hidup dengan baik.

"Para leluhur kita sebelumnya, juga mengajarkan kita untuk tetap menjaga  hubungan-hubungan yang baik yang sudah di ikat bersama. Apalagi Gandong (kandung) artinya satu kandung," tuturnya.

Dijelaskan, pesan dari kegiatan tersebut, yakni memberikan makna yang mendalam bagi masyarakat Maluku untuk terus menjaga warisan yang ada. Yakni ikut melestarikan agar generasi selanjutnya tidak lupa.

"Panas Gandong yang dilakukan oleh para leluhur, hari ini kita mesti lebih dari itu. Dengan cara apa kita harus dapat menjawab persoalan dan tantangan yang sementara kita hadapi ? Kita harus dapat mengemas momentum-momentum bersejarah ini sebagai peluang melaksanakan tradisi adat, namun juga peluang untuk meningkatkan kerjasama antara Pemerintah kota Ambon dan Kabupaten SBB. Agar kita bisa bekerja sama pada semua aspek, " harapnya.

Sebagai salah satu narasumber, walikota menyebutkan, Kota Ambon saat ini ada pada pola pengembangan ekonomi kreatif. Dimana pola ini bertujuan agar keunggulan dari masing-masing desa/negeri difasilitasi oleh pemerintah agar semakin bertumbuh.

Menurutnya, perlu dipadukan keahlian, inovasi dan memberikan nilai tambah terhadap apa yang dimiliki setiap desa/negeri.

"Tugas pemerintah, memberikan simulasi kepada desa dan negeri melalui banyak hal terkait intervensi teknologi, membantu modal usaha, pemerintah hadir juga untuk membantu melancarkan proses pemasaran. Juga membangun kerjasama yang baik dengan semua Mitra. Karena kita ingin pastikan produk yang dipasarkan  memiliki legalitas dari aspek kesehatan. Seperti kemenag  dengan legalitas izin halal, " pungkasnya. (UPE)

'); });